Sekarang lagi musimnya UNAS alias ujian nasional. Kayak rambutan aja ya pake acara musiman. Kalau dulu waktu saya sekolah belum ada yang namanya unas, yang ada EBTA sama EBTANAS.
Ujian akhir sekolah yang selalu memberi rasa ketakutan sendiri akan ketidak berhasilan melalui masa-masa ujian tersebut. Yah, apalagi kalau sudah mata pelajaran matematika, wah bisa menjadi DALANG mendadak deh malem harinya, kalau menjadi dalangnya tidak berhasil, biasanya ada yang tiba-tiba esok harinya menjadi TUKANG TATO dadakan, tukang tato rumus-rumus. gitu deeh.. itu dulu..zamannya saya sekolah, zamanya angkot masih 100 rupiah dan zamannya harga sepatu masih di bawah 30 ribu. kalau sekarang mungkin dan semoga sudah tidak seperti itu karena ongkos angkot dan harga sepatu sudah berbeda...
Melihat Fenomena di atas, saya sangat setuju dengan apa yang pernah di tulis Billy P.S lim dalam buku the best sellernya yang berjudul "Dare To Be Fail". Karena sering mengalami kegagalan hasil ujian di dalam ujian di sekolahnya, pada akhirnya Billy menyimpulkan..
Kurang lebih seperti ini..
"Sebenarnya Tujuan pergi ke SEKOLAH itu bukanlah untuk mencari ilmu, tapi supaya tahu bagaimana caranya supaya kita bisa MENJAWAB SOAL-SOAL UJIAN DENGAN BENAR"
Sebuah pernyataan yang berkesan putus asa, tapi memang benar seperti itu kenyataan iklim sekolah di negeri kita. Serajin apapun kita datang kesekolah, serajin apapun kita belajar, kalau soal-soal ujian tidak bisa kita jawab ya hasilnya akan sama saja dengan yang tidak rajin sekolah alias raja atau ratu bolos.
Hal ini sudah saya buktikan, waktu saya masih kuliah, saya tidak pernah masuk setiap mata kuliah Pancasila, bahkan wujud dosen saya pun saya tidak pernah melihat. Tapi karena saya bisa menjawab soal-soal ujian, saya mendapat nilai A. Dan waktu saya ujian mekanika teknik, saya mendapat nilai B dan saya juga jarang berangkat ke kampus untuk mata kuliah yang satu ini juga.
Saya selalu melakukan prediksi soal-soal yang akan keluar nanti, dan saya mencari sedikit bocoran soal-soal dari temen-temen yang rajin berangkat kuliah.Hasilnya hampir sama dengan mereka yang rajin kuliah. walaupun memang pada akhirnya kuliah saya tidak selesai, dan belum selesai sampai sekarang..
Seperti itulah kenyataan pendidikan di negara kita, seakan-akan masih tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. System cuma berganti nama tanpa adanya perubahan cara kerja.
Hal ini harusnya tidak membuat kita terkejut, kalau kita kalah sama China dan Malaysia.
Saya juga masih ingat waktu saya masih duduk di bangku SMU. pada saat mata pelajaran matematika,saya merasa menjadi orang yang paling tidak di sukai guru matematika di kelas 2 SMU, karena saya lebih sering menjadi orang yang tidak ada di kelas pada jam pelajaran pertama hari selasa dan hari kamis dan pada akhirnya saya mendapat ultimatum kalau tidak bertobat membolos, untuk hasil ujian Matematika saya akan di beri nilai 4 pada Raport saya. Saya sangat bersyukur karena pada akhirnya saya di kasih nilai 5. Tapi itu bukan nilai merah..karena tulisannya saya pertebal dengan tinta hitam.
Bukan saya tidak menyukai pelajaran matematika, tapi lebih karena saya tidak tahu akan manfaat dan fungsi dari pelajaran itu. yang saya tahu manfaatnya adalah pelajaran perkalian, pembagian dan penambahan seperti yang sering di gunakan digunakan ibu saya untuk menghitung keuntungan berniaga dan hal ini memang benar-benar bisa di aplikasikan dalam kehidupan. tapi kalau pelajaran pelajaran SINDIKAT TANGAN KOSONG alias Sin Tangen Cosinus dan geometri, persamaan kuadrat, sampai sekarang saya masih belum tahu letak aplikasinya dalam kehidupan. Begitu juga dengan mata pelajaran yang lainnya.
Tanpa di ketahuinya tujuan dari sebuah pelajaran di dalam sekolah, menjadikan murid-murid tidak mempunyai motivasi dan rasa keingintahuan yang dalam terhadap pelajaran itu, hal ini menyebabkan hampir semua anak didik menjadi bersikap acuh tak acuh terhadap mata pelajaran itu dan ini FAKTA..hlaa wong tidak tau manfaatnya apa ...mau termotivasi bagaimana..
Kita dipaksa untuk mau mempelajari sesuatu yang tidak kita ketahui manfaatnya..dan kita tidak boleh menanyakan apa manfatnya karena Gurunya juga tidak tahu manfaat dari pelajaran yang di berikannya. Atau sekolah hanyalah sebuah Doktrin atau yel-yel untuk memberantas buta huruf, sementara kebodohan tetap saja ada.
Kita, keluarga kita, tetangga-tetangga kita masih saja belajar sesuatu yang tidak di ketahui manfaatnya..sehingga menjadi benar apa yang di katakan Billy P.S Lim
"Sebenarnya Tujuan pergi ke SEKOLAH itu bukanlah untuk mencari ilmu, tapi supaya tahu bagaimana caranya kita bisa MENJAWAB SOAL-SOAL UJIAN DENGAN BENAR"
Semoga ada perubahan ke arah yang lebih baik...
1 comments: